TAK ADA lagi keceriaan yang tersirat dari wajahnya yang ayu itu.
Tak ada lagi kericuhan yang ia keluarkan dari mulut mungilnya. Tak ada
lagi tingkah seperti setahun yang lalu. Sekarang yang tinggal hanya
lebam bekasan tangis sehari suntuk. Tak tahu mengapa haru air mata yang
menjadi tumpuan hari ini. Mengapa tak ada yang saat ini tak ada sahabat
dekat yang peduli terhadapnya. Tak banyak yang tahu tentang masalah yang
dialami oleh Nadia. Kini Nadia seolah
seperti burung yang patah sayap, tak bisa lagi terbang bebas ke
mana-mana. Sepi menemani hari-hari muramnya itu.
Hari ini matahari baru mulai naik sejengkal kepala, airmata Nadia sudah turun bercucuran tak terbendung mengalir di ruas pipinya. Tak kunjung reda ia menangis. Saat ini kesunyianlah yang dekat dengan tempat peraduannya. Ruang kosong itu menjadi saksi kehancuran hatinya yang tak bisa direkatkan kembali bahkan dengan perekat terbaik di dunia sekalipun.
***
18.20 WIB
“I am sad, hurt, angry, mad, disappointed. But you know what? I’ill put on a smile and move on. It will hurt but I will survive.”
Sebuah pesan singkat dari Nadia masuk ke telepon selularku. Sudah bisa kutebak bagaimana perasaan Nadia saat ini. Sambil menyelesaikan tugas akhir, aku berusaha untuk membalas pesan singkat tersebut. Lagi-lagi aku berusaha untuk menenangkan hatinya, supaya bisa lebih santai. Tapi itu tidaklah mampu merubah perasaan Nadia yang sudah terlanjur remuk redam dalam kesedihan.
“Nadia tidak mau dengar lagi ceramah dari Akhi, Nadia mau masalah Nadia ini berakhir dengan secepatnya”, balasnya.
Aku belum bisa berfikir dengan jernih ketika membaca pesan singkat itu. “Bagaimana mau menyelesaikan masalah kalau perasaan kacau terus menghantui hati,” pikirku.
Aku berusaha menggali lebih dalam sampai sejauh mana sudah masalah yang menyelimuti hidup Nadia sekarang. Walaupun secara umum aku sudah tahu. Semakin aku cari tahu, rupanya hubungan dengan kekasihnya sudah berakhir beberapa hari yang lalu. Aku berusaha untuk tidak membawa perasaanku dalam suasana kisruh itu. Yang bisa aku lakukan hanya memberi motivasi agar ia tak terlanjur jatuh lebih dalam, karena itu akan terasa sangat sakit rasanya.
“Nadia tidak mau begini terus, Nadia gak mau lepasin dia, Akhi. Nadia sangat sayang sama dia,” lanjutnya.
“Kenapa tidak berusaha untuk kembali dengannya, Nadia kan selalu santai dalam menghadapi semua masalah,” kataku menghiburnya.
“Ini masalahnya beda, Akhi,” tandasnya.
“Tapi itulah salah satu cara berdamai dengan hati Nadia, kecuali ingin menerima keadaan dan ikhlas untuk melupakan dia selamanya,” balasku.
***
Kulirik jam dinding di sudut kamar. Aku tak sadar jam sudah menunjukkan pukul 22.00 WIB. Sudah empat jam lamanya Nadia berbagi kisah penuh air mata itu denganku. Walau hanya sebatas lewat pesan singkat. Paling tidak ia bisa bertukar pikiran denganku yang awam ini tentang masalah hatinya yang luka.
Kudoakan semoga ini bisa mengurangi beban Nadia yang sudah menggunung di pundak rampingnya. Lama
kutunggu balasan pesan singkat dari Nadia tapi tak kunjung lagi telepon selular tuaku berdering. Aku masih tetap meletakkan telepon selular itu dalam dekapanku.
Sekitar setengah jam kemudian telepon selularku berdering. Aku berharap isi pesan itu adalah kecerian. Api jauh dari panggangan, Nadia masih tetap belum bisa mengobati kesedihannya. Bisa dibayangkan bagaimana hati perempuan yang terlanjur luka. Susah untuk dicarikan obat penenang. Tak ada obat di apotek yang bisa menurunkan tensi kesedihan itu. Sekarang aku melirik cara lain dalam melerai kesedihan itu.
“Mulai lagi terus, nangis lagi terus, kan enak nangis. Gak malu apa sama langit malam yang indah bak lukisan monalisa?” balasku.
Entah apa yang ada di benak Nadia ketika mendapatkan balasan begitu dariku. Aku mulai tak ambil pusing terhadap masalahnya. Mungkin saja ia kesal, marah, benci terhadapku kala membaca balasan yang kurang peduli dariku. Ataupun bisa jadi ia tersadar dari lamunannya, karena tidak saharusnya ia terpuruk sedemikian rupa. Dan benar adanya, ia terbangun dari kekosongan pikirannya.
“Udaa, Udaa, Udah bisa ikhlas sekarang. Nadia sudah bisa menerima keadaan. Semoga ini menjadi pelajaran buat hidup Nadia,” balasnya.
“Gitu donk Nadia. Kan enak didengar. Nadia yang dulu di semester 3 is back!! balasku dengan perasaan senang.
“Eh, memangnya gimana Nadia dulu waktu semester 3? Nadia sudah tak ingat lagi masa-masa itu” tanyanya.
Ia bahkan sudah melupakan apa yang terjadi dengan hidunya dulu karena terbebani masalah yang bertubi-tubi beberapa bulan terakhir. Aku tak menyangka akan hal itu, ia bisa melupakan apa yang ia
lakukan selama ini.
“Nadia itu seperti burung yang terbang bebas, tak ada raut kesedihan di wajah Nadia. Bergerak kemana arah angin bertiup, enggak neko-neko. Semua hal yang terjadi pada Nadia terasa seperti suatu hal yang santai”, aku menceritakan sekilas masa lalunya.
“Akhi, thanks ya sudah mau berbagi dengan perasaan Nadia, sudah berusaha untuk menguatkan lagi hati Nadia. Beginilah Nadia sekarang, sudah terlalu lama tersakiti, gak tahan jadinya,” balasnya.
Tanpa sempat habis membaca pesan singkatnya itu, ia menjejali telepon selularku dengan sms lainnya.
“Nadia kan berusaha untuk menjadi burung yang Akhi maksud itu. Tapi Akhi harus ngajarin Nadia untuk
bisa terbang lagi ya,” begitulah isi pesan itu.
“Insya Allah, Nadia,” balasku mengakhiri curhatan dengan Nadia.
Dalam keheningan malam aku teringat pesan singkat Nadia seminggu yang lalu, “Habis galau terbitlah move on,” sambil tersenyum dalam hati.
***
Kuhaturkan beribu doa untuk kesembuhan Nadia yang ceria. Semoga sayapmu kembali normal dan bisa terbang di angkasa bebas dengan perasaan yang gembira. Kuselipkan seutas tali harapan untuk kehidupan yang terlanjur tak terduga ini. Semoga kau kuat dalam menghadapinya. Insya Allah.
[Roemah Reinza, 29 Februari 2012, 02.00 WIB][ACEHKITA.COM]
Hari ini matahari baru mulai naik sejengkal kepala, airmata Nadia sudah turun bercucuran tak terbendung mengalir di ruas pipinya. Tak kunjung reda ia menangis. Saat ini kesunyianlah yang dekat dengan tempat peraduannya. Ruang kosong itu menjadi saksi kehancuran hatinya yang tak bisa direkatkan kembali bahkan dengan perekat terbaik di dunia sekalipun.
***
18.20 WIB
“I am sad, hurt, angry, mad, disappointed. But you know what? I’ill put on a smile and move on. It will hurt but I will survive.”
Sebuah pesan singkat dari Nadia masuk ke telepon selularku. Sudah bisa kutebak bagaimana perasaan Nadia saat ini. Sambil menyelesaikan tugas akhir, aku berusaha untuk membalas pesan singkat tersebut. Lagi-lagi aku berusaha untuk menenangkan hatinya, supaya bisa lebih santai. Tapi itu tidaklah mampu merubah perasaan Nadia yang sudah terlanjur remuk redam dalam kesedihan.
“Nadia tidak mau dengar lagi ceramah dari Akhi, Nadia mau masalah Nadia ini berakhir dengan secepatnya”, balasnya.
Aku belum bisa berfikir dengan jernih ketika membaca pesan singkat itu. “Bagaimana mau menyelesaikan masalah kalau perasaan kacau terus menghantui hati,” pikirku.
Aku berusaha menggali lebih dalam sampai sejauh mana sudah masalah yang menyelimuti hidup Nadia sekarang. Walaupun secara umum aku sudah tahu. Semakin aku cari tahu, rupanya hubungan dengan kekasihnya sudah berakhir beberapa hari yang lalu. Aku berusaha untuk tidak membawa perasaanku dalam suasana kisruh itu. Yang bisa aku lakukan hanya memberi motivasi agar ia tak terlanjur jatuh lebih dalam, karena itu akan terasa sangat sakit rasanya.
“Nadia tidak mau begini terus, Nadia gak mau lepasin dia, Akhi. Nadia sangat sayang sama dia,” lanjutnya.
“Kenapa tidak berusaha untuk kembali dengannya, Nadia kan selalu santai dalam menghadapi semua masalah,” kataku menghiburnya.
“Ini masalahnya beda, Akhi,” tandasnya.
“Tapi itulah salah satu cara berdamai dengan hati Nadia, kecuali ingin menerima keadaan dan ikhlas untuk melupakan dia selamanya,” balasku.
***
Kulirik jam dinding di sudut kamar. Aku tak sadar jam sudah menunjukkan pukul 22.00 WIB. Sudah empat jam lamanya Nadia berbagi kisah penuh air mata itu denganku. Walau hanya sebatas lewat pesan singkat. Paling tidak ia bisa bertukar pikiran denganku yang awam ini tentang masalah hatinya yang luka.
Kudoakan semoga ini bisa mengurangi beban Nadia yang sudah menggunung di pundak rampingnya. Lama
kutunggu balasan pesan singkat dari Nadia tapi tak kunjung lagi telepon selular tuaku berdering. Aku masih tetap meletakkan telepon selular itu dalam dekapanku.
Sekitar setengah jam kemudian telepon selularku berdering. Aku berharap isi pesan itu adalah kecerian. Api jauh dari panggangan, Nadia masih tetap belum bisa mengobati kesedihannya. Bisa dibayangkan bagaimana hati perempuan yang terlanjur luka. Susah untuk dicarikan obat penenang. Tak ada obat di apotek yang bisa menurunkan tensi kesedihan itu. Sekarang aku melirik cara lain dalam melerai kesedihan itu.
“Mulai lagi terus, nangis lagi terus, kan enak nangis. Gak malu apa sama langit malam yang indah bak lukisan monalisa?” balasku.
Entah apa yang ada di benak Nadia ketika mendapatkan balasan begitu dariku. Aku mulai tak ambil pusing terhadap masalahnya. Mungkin saja ia kesal, marah, benci terhadapku kala membaca balasan yang kurang peduli dariku. Ataupun bisa jadi ia tersadar dari lamunannya, karena tidak saharusnya ia terpuruk sedemikian rupa. Dan benar adanya, ia terbangun dari kekosongan pikirannya.
“Udaa, Udaa, Udah bisa ikhlas sekarang. Nadia sudah bisa menerima keadaan. Semoga ini menjadi pelajaran buat hidup Nadia,” balasnya.
“Gitu donk Nadia. Kan enak didengar. Nadia yang dulu di semester 3 is back!! balasku dengan perasaan senang.
“Eh, memangnya gimana Nadia dulu waktu semester 3? Nadia sudah tak ingat lagi masa-masa itu” tanyanya.
Ia bahkan sudah melupakan apa yang terjadi dengan hidunya dulu karena terbebani masalah yang bertubi-tubi beberapa bulan terakhir. Aku tak menyangka akan hal itu, ia bisa melupakan apa yang ia
lakukan selama ini.
“Nadia itu seperti burung yang terbang bebas, tak ada raut kesedihan di wajah Nadia. Bergerak kemana arah angin bertiup, enggak neko-neko. Semua hal yang terjadi pada Nadia terasa seperti suatu hal yang santai”, aku menceritakan sekilas masa lalunya.
“Akhi, thanks ya sudah mau berbagi dengan perasaan Nadia, sudah berusaha untuk menguatkan lagi hati Nadia. Beginilah Nadia sekarang, sudah terlalu lama tersakiti, gak tahan jadinya,” balasnya.
Tanpa sempat habis membaca pesan singkatnya itu, ia menjejali telepon selularku dengan sms lainnya.
“Nadia kan berusaha untuk menjadi burung yang Akhi maksud itu. Tapi Akhi harus ngajarin Nadia untuk
bisa terbang lagi ya,” begitulah isi pesan itu.
“Insya Allah, Nadia,” balasku mengakhiri curhatan dengan Nadia.
Dalam keheningan malam aku teringat pesan singkat Nadia seminggu yang lalu, “Habis galau terbitlah move on,” sambil tersenyum dalam hati.
***
Kuhaturkan beribu doa untuk kesembuhan Nadia yang ceria. Semoga sayapmu kembali normal dan bisa terbang di angkasa bebas dengan perasaan yang gembira. Kuselipkan seutas tali harapan untuk kehidupan yang terlanjur tak terduga ini. Semoga kau kuat dalam menghadapinya. Insya Allah.
[Roemah Reinza, 29 Februari 2012, 02.00 WIB][ACEHKITA.COM]
Dapatkan Penghasilan Tambahan Dengan Bermain Poker Online di www , SmsQQ , com
Keunggulan dari smsqq adalah
*Permainan 100% Fair Player vs Player - Terbukti!!!
*Proses Depo dan WD hanya 1-3 Menit Jika Bank Tidak Gangguan
*Minimal Deposit Hanya Rp 10.000
*Bonus Setiap Hari Dibagikan
*Bonus Turn Over 0,3% + 0,2%
*Bonus referral 10% + 10%
*Dilayani Customer Service yang Ramah dan Sopan 24 Jam NONSTOP
*Berkerja sama dengan 4 bank lokal antara lain : ( BCA-MANDIRI-BNI-BRI )
Jenis Permainan yang Disediakan ada 8 jenis :
Poker - BandarQ - DominoQQ - Capsa Susun - AduQ - Sakong - Bandar Poker - Bandar 66
Untuk Info Lebih Lanjut Dapat menghubungi Kami Di :
BBM: 2AD05265
WA: +855968010699
Skype: smsqqcom@gmail.com
bosku minat daftar langsung aja bosku^^
Anapoker Tersedia 7 jenis games Kartu Online Terbaik di Indonesia, Terpercaya & Tanpa adanya Sistem ROBOT Apapun
Gabung & Dapatkan chips bonus untuk New Member & Member setia Anapoker, Hanya dengan modal 25rb doank lho
Contact Anapoker Sekarang juga
Whatsapp : 0852 2255 5128
Line ID : agenS1288
Telegram : agenS128
Promo Bonus Untuk Member Baru AgenS128, Casino IDNLive :
Freebet Casino Online
sbobet alternatif
Freebet Casino Online Terbaru IDN Live
link sbobet
sabung ayam online
adu ayam
casino online
sabung ayam bangkok
ayam laga birma
poker deposit pulsa
deposit pulsa poker
deposit pulsa
deposit pulsa
deposit pulsa