SIGLI - Simpatisan dari Tim Sukses pasangan Calon Gubernur/Calon Wakil
Gubernur Darni Daud/Ahmad Faauzi, Indrayana (30), Minggu (25/3/2012) sekira
pukul 14.30 WIB babak belur di bagian kepala setelah dipukul rombongan
Kampanye dari simpatisan yang diduga kuat dari kalangan Partai Aceh
(PA).
"Indrayana dipukuli dengan tiang bendera saat melintasi jalan Lampoi Saka, Kecamatan Peukan Baro, Pidie bersama rombongan dalam mobil tumpangan yang ingin menuju ke arah Pidie Jaya," sebut Abdullah (56) selaku anggota timses pasangan Cagub/Cawagub Darni Daud, kepada Serambi, Minggu (25/3/2012).
Akibat terkena pukulan tiang bendera tersebut, bagian kepala korban selain mengalami pendarahan juga telah mengakibatkan benjolan. Dan hari itu juga korban langsung diboyong ke Rumah Sakit Umum (RSU) Sigli untuk ditangani secara medis.
Menanggapi tudingan tersebut, Ketua Komite Peralihan Aceh (KPA) Pidie, Abu Tjhiek kepada Serambi, mengatakan, setelah dilakukan pengecekan lebih lanjut atas insiden yang melukai simpatisan Cagub, Darni Daud, ternyata perbuatan tersebut dilakukan oleh masyarakat.
"PA dan KPA tidak pernah sama sekali terlibat dalam aksi murahan tersebut karena kami tak membenarkan perlakuan kasar terhadap siapapun dan itu murni dilakukan oleh masyarakat luas,"jelasnya.[SERAMBINEWS.COM]
"Indrayana dipukuli dengan tiang bendera saat melintasi jalan Lampoi Saka, Kecamatan Peukan Baro, Pidie bersama rombongan dalam mobil tumpangan yang ingin menuju ke arah Pidie Jaya," sebut Abdullah (56) selaku anggota timses pasangan Cagub/Cawagub Darni Daud, kepada Serambi, Minggu (25/3/2012).
Akibat terkena pukulan tiang bendera tersebut, bagian kepala korban selain mengalami pendarahan juga telah mengakibatkan benjolan. Dan hari itu juga korban langsung diboyong ke Rumah Sakit Umum (RSU) Sigli untuk ditangani secara medis.
Menanggapi tudingan tersebut, Ketua Komite Peralihan Aceh (KPA) Pidie, Abu Tjhiek kepada Serambi, mengatakan, setelah dilakukan pengecekan lebih lanjut atas insiden yang melukai simpatisan Cagub, Darni Daud, ternyata perbuatan tersebut dilakukan oleh masyarakat.
"PA dan KPA tidak pernah sama sekali terlibat dalam aksi murahan tersebut karena kami tak membenarkan perlakuan kasar terhadap siapapun dan itu murni dilakukan oleh masyarakat luas,"jelasnya.[SERAMBINEWS.COM]